Papa Dan Mama...

Betapa ananda rindu dan ingin berjumpa...
mencium tangan papa dan mama...
Saat setua ini ananda tetap seperti anak-anak yang merindu untuk bermanja...
Terbayang...berkat kekuatan dan kasih sayang papa dan mama...
ananda berdiri tegak diperantauan...
lalu kemudian ananda menanyakan...apakah ini yang kita harapkan???

Oh mama..oh papa...
kapan ananda bisa pulang...serasa rantau ini begitu jauh dan berliku...
Serasa setiap nafas yang ku hela begitu banyak rasa penyesalan...

Ya Allah...di sana tinggal mamaku...papa juga ikut-ikutan ngerantau dan kali ini tidak akan pulang-pulang...
Apakah begini kehidupan?...
Oh mama...oh papa...kapan ananda bisa pulang?

(To Almarhum papa...semoga Allah mempertemukan kita ditempat yang layak di sisi-Nya))

Kisi-kisi Soal Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Assalamualaikum,

Berikut kisi-kisi soal mata kuliah BLKL:

1. Pengertian dari masing-masing lembaga keuangan non bank (pengertian umum tanpa penjelasan).
2. Perbedaan  perbankan syariah dan perbankan konvensional,
3. Kartu Plastik
4. Dana pensiun manfaat dan iuran pasti
5. lembaga keuangan internasional, seperti IMF, World Bank, dan ADB.
6. Pasar modal, pasar uang, pasar valas,

Soal ujian terdiri dari 5 soal, dan 1 soal boleh tidak dikerjakan. Jadwal ujian di ruang dan waktu kuliah biasa. Mohon hadir tepat waktu.

NB: Bagi yang merasa absen/kehadiran kurang (maksimum 2x) mohon menghubungi ibu untuk mendapatkan tugas tambahan.


Selamat Belajar, dan Semoga Sukses ...
       

SELAMAT HARI BURUH SEDUNIA, BURUH DAN PASAR POLITIK

Label:

Selamat Hari Buruh Sedunia

Oleh :Roni Ade Fransiska, S.E,M.Si

Buruh menjadi pasar politik yang empuk dan diperebutkan oleh banyak Capres. Beberapa bahkan berani menjanjikan kesejahteraan dengan angka yang cukup menggiurkan calon pemilih terutama buruh.

Siapapun presiden kedepan, masalah buruh harus diselesaikan bersama, antara pemerintah, pengusaha dan buruh itu sendiri. Pemerintah kedepan harus lebih profesional dalam tugasnya sebagai pengambil kebijakan publik. Masalah upah buruh, seberapapun tingginya akan tetap menjadi  kecil jika inflasi tidak dapat dijaga. Karena ini menyangkut masalah  biaya hidup (cost of living). Seharusnya pemerintah lebih fokus pada masalah tersebut, sehingga buruh menjadi lebih sejahtera.

Kebijakan Ekonomi Makro dan Pendapatan Nasional

Label:

Oleh: Chenny Seftarita
      Pendahuluan
Perlunya koordinasi dari bauran keijakan fiskal dan kebijakan moneter (policy mix) akhir-akhir ini semakin mengemuka seiring semakin banyaknya penelitian dan kajian-kajian tentang efektivitas dua kebijakan ini terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adanya fluktuasi ekonomi yang dialami setiap negara baik fluktuasi yang dikategorikan normal hingga fluktuasi yang dikategorikan sebagai krisis ekonomi, menuntut peran suatu kebijakan ekonomi yang efektif dan saling berkoordinasi dengan baik.
            Salah satu tujuan dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah peningkatan pendapatan nasional. Kurun tahun 1982-2012 pendapatan nasional Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada periode tersebut telah terjadi beberapa kali pergantian rezim kepemimpinan, dari kepemimpinan di era Orde Baru hingga era Reformasi sekarang ini.
                  Sumber: Asian Development Bank, data diolah
Gambar.1.1. Pendapatan Nasional Indonesia
Pada gambar.1.1.terlihat pasca krisis moneter tahun 1997 pendapatan nasional Indonesia meningkat cukup tinggi. Stabilitas ekonomi yang memulih dan sistem perekonomian yang mulai tertata dengan baik menyebabkan perekonomian Indonesia bergerak naik. Dari sisi moneter, restrukturisasi perbankan dan penguatan sektor keuangan pasca krisis berdampak baik terhadap kinerja ekonomi keseluruhan. Stabilitas ini dapat terus terjaga bahkan ketika krisis global terjadi yaitu pada tahun 2008-2009, perekonomian Indonesia dinilai  cukup stabil.
Kajian tentang peran kebijakan fiskal dan moneter berkembang seiring zaman perkembangan. Hagen dan Mundshenk (2003) dalam studi literaturnya memperlihatkan bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dapat diandalkan sebagai salah satu kebijakan dengan target jangka panjang. Dalam jangka waktu tersebut, kebijakan moneter dapat mencapai stabilitas harga dalam jangka panjang tanpa mempengaruhi efektivitas kebijakan fiskal dalam mempengaruhi output misalnya dengan merubah pajak dan pengeluaran pemerintah. Karena dua kebijakan ini dapat bersinergi dengan baik pada jangka panjang maka koordinasi tidak terlalu difokuskan pada target jangka panjang, namun lebih diarahkan pada jangka pendek. Dalam analisis jangka pendek, kebijakan yang tidak saling berkoordinasi dengan baik, misalnya kebijakan fiskal yang tidak beraturan akan menyebabkan efektivitas kebijakan moneter berkurang.
Ketidakseimbangan peran kebijakan fiskal dan moneter sering kali menyebabkan permasalahan fluktuasi ekonomi semakin buruk. Kita masih ingat kejadian pencetakan uang untuk kebutuhan fiskal tahun 1965 yang menyebabkan hiper inflasi di Indonesia, atau minimnya peran kebijakan moneter yang berdampak pada minimnya peran lembaga keuangan dalam perekonomian di era tahun 1970. Kasus yang tidak pernah kita lupa yaitu dominasi kebijakan moneter dengan lahirnya deregulasi sektor keuangan yang titik puncaknya adalah tahun 1997/1998  (Seftarita, 2005). Perkembangan sektor keuangan tanpa diiringi dengan sistem pengawasan yang baik berujung pada krisis moneter.
Beberapa isu seperti perbedaan target kerja kebijakan moneter yang lebih diarahkan pada stabilitas harga terutama inflasi, dan kebijakan fiskal untuk menstimulus perekonomian dan penyerapan tenaga kerja semakin memperkuat keinginan peneliti untuk melihat bagaimana kemampuan dua kebijakan ini bersinergi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan jangka pendek. Dengan pendekatan Vector error Correction Model (VECM), penelitian ini diharapkan mampu menjawab bagaimana hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan sebagai berikut:
1.              Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran pemerintah, Jumlah Uang Beredar,  kurs dengan pendapatan nasional di Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.              Untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran pemerintah, Jumlah Uang Beredar,  kurs dengan pendapatan nasional di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.              Mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran pemerintah, Jumlah Uang Beredar,  kurs dengan pendapatan nasional di Indonesia.
2.      Sebagai bahan masukan bagi pembuat kebijakan terutama pemerintah dan BI dalam pelaksanaan kebijakan fiskal dan moneter.
3.       Bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti masalah jumlah uang beredar dan pendapatan nasional.